RAJA AMPAT, WAISAI – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) provinsi Papua Barat bekerjasama dengan Fauna & Flora International Indonesia Programme (FFI-IP) untuk Raja Ampat baru saja merilis kepada publik jenis tumbuhan kategori pohon yang langka, terancam dan endemik, Rabu (23/6/2021).
Peneliti Botani dari FFI’s IP kantor Raja Ampat, Yanuar Ishak Dc menjelaskan bahwa terdapat 12 jenis pohon langka, terancam dan endemik di Raja Ampat beradasarkan temuan pertama yang telah dideskripsikan oleh para peneliti dan kemudian ditetapkan sebagai tumbuhan langka dan endemik pada daftar merah atau red list dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) karena tidak ditemukan di belahan bumi lainnya, dan persebarannya terbatas pada area dan lingkungan yang spesifik.
“Dan 5 dari 12 jenis pohon ini adalah endemik Raja Ampat. Sampai saat ini, 12 jenis pohon ini populasinya kecil dan sensitif terhadap perubahan lingkungan,” jelas Yanuar Ishaq Dc saat ditemui awak media pasca rilis bersama BBKSDA Papua Barat.
Plt Kepala BBKSDA provinsi Papua Barat, Budi Mulyanto secara terpisah menjelaskan bahwa ia mengapresiasi FFI’s IP Raja Ampat dan kinerja bawahannya di Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Raja Ampat yang telah mengumpulkan kembali informasi tentang keberadaan 12 jenis pohon tersebut. Menurutnya, ini akan menjadi perhatian BBKSDA Papua Barat, terlebih berdasarkan PermenLHK nomor 106 tahun 2018 tentang jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi, dimana terdapat spesies dilindungi di Raja Ampat, yaitu Damar putih (Agathis labillardieri).
“Dalam 12 jenis pohon tersebut, ada Damar putih, yang masuk dalam tumbuhan yang dilindungi Pemerintah. Ini akan menjadi perhatian BBKSDA provinsi Papua Barat,” jelas Budi Mulyanto.
Ia pun mengatakan bahwa tindak lanjut dari rilis kepada publik dalam bentuk informasi dan data tentang 12 jenis pohon ini, BBKSDA dan mitra kerja akan meningkatkan pengawasan melalui patroli rutin Tim SMART Patrol Raja Ampat serta Masyarakat Mitra Polhut (MMP). Juga akan dilanjutkan dengan mengambil langkah peningkatan populasi 12 jenis pohon ini melalui kegiatan pembibitan bekerjasama dengan instansi pemerintah terkait dan mitra.
“Proses pembibitan akan dilakukan dengan bekerjasama dalam penelitian lembaga terkait serta civitas akademika (perguruan tinggi). Lalu sosialisasi kepada masyarakat bersama instansi pemerintah terkait dan mitra kerja kami,” lanjut Budi Mulyanto.
Informasi yang dihimpun awak media, berikut 12 jenis pohon langka, terancam dan endemik Raja Ampat :
– Palem Raja Ampat (Wallaceodoxa raja-ampat)
– Kayu Susu Waigeo (Alstonia beatricis)
– Azalea Waigeo (Rhododendron cornu-bovis)
– (Guioa waigeoensis)
– Bintangur (Calophyllum parvifolium)
– Gaharu (Gyrinops versteghii)
– Gaharu (Aquiloria filaria)
– Merbau (Intsia palembonica)
– Merbau (Intsia bijuga)
– Damar (Agathis labillardieri)
– Mersawa (Anisoptera thurifera)
– Kayu Gatal (Pertusadina eurhyncha). (SM14)