BKKBN Monitoring dan Evaluasi Program Bangga Kencana di Manokwari

Deputi KB dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, Eni Gustina, didampingi pejabat BKKBN Perwakilan Provinsi Papua Barat saat melakukan monev di salah satu tempat praktik bidan di Reremi, Manokwari, Jumat (4/12/2020).

MANOKWARI – BKKBN pusat melakukan monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) di Manokwari, Jumat (4/12/2020). Monev dilakukan oleh Deputi KB dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, Eni Gustina, didampingi pimpinan BKKBN Perwakilan Provinsi Papua Barat.

Dalam kegiatan monev tersebut, ada satu rumah sakit, satu Puskesmas, dan satu tempat praktik bidan dikunjungi. Kunjungan pertama dilakukan ke RSAL Manokwari, kemudian Puskesmas Sanggeng, dan terakhir tempat praktik salah satu bidan di daerah Reremi.

Bacaan Lainnya

Usai kunjungan monev, Eni Gustina mengatakan, program Bangga Kencana sudah dilaksanakan di Manokwari. Namun, pihaknya ingin agar pelaksanaan program dilakukan lebih luas lagi.

“Di RSAL sudah berjalan tapi kita ingin supaya lebih luas lagi, tidak hanya di RSAL, di semua rumah sakit yang ada di Manokwari, di semua rumah sakit yang ada di Papua Barat. Tadi kita lihat di puskesmas juga sama, pPuskesmas sudah bagus. Saya ingin semua Puskesmas juga sama, tidak hanya Puskesmas Sanggeng. Puskesmas lain juga harusnya bisa memberikan pelayanan KB,” ujar Eni.

Dijelaskannya bahwa Program Bangga Kencana tidak hanya soal penggunaan alat kontrasepsi, tapi lebih dari itu untuk menyiapkan keluarga agar menjadi keluarga berkualitas. Untuk mewujudkan keluarga berkualitas, maka anak-anak harus disiapkan menjadi anak sehat dan cerdas untuk bisa bersaing di era teknologi dan perkembangan dunia saat ini.

“Untuk mencapai itu, kita imbau perempuan jangan hamil dulu sebelum berumur 20 tahun. Kalau hamil sebelum 20 tahun, dipercaya anaknya kualitasnya rendah karena dia belum siap. Jadi kalau memang terpaksa menikah di bawah 20 tahun tolong jangan punya anak dulu,” sebutnya.

Baca Juga:  Percepat Penurunan Stunting, BKKBN Papua Barat Gelar Pemilihan Duta Remaja Besti

BKKBN pun, lanjut Eni, juga mempersiapkan agar setiap ibu melahirkan tidak segra hamil dengan melakukan KB pasca-persalinan. Dengan demikian, setiap ibu melahirkan saat pulang ke rumah sudah menggunakan kontrasepsi.

“Itu harus kita yakinkan kalau bisa 100 persen. Supaya kita yakin dalam tiga tahun itu dia tetap sehat. Hamil itu normal tapi dalam kondisi hamil orang mudah sakit. Apalagi masa pandemik begini. Dia harus butuh makanan lebih banyak,” katanya.

Belum lagi, tambah Eni, di masa pandemik fasilitas kesehatan membatasi pelayanan kepada ibu hamil karena takut tertular Covid-19. Dengan demikian, bila hamil di masa pandemik ada kemungkinan tambahan biaya untuk rapid test dan pemeriksaan swab.

“Jadi kita minta sekali kepada pasangan usia subur saat ini, di pandemik ini tunda kehamilan dulu. Pasangan baru juga tunda kehamilan dulu. Kami tidak melarang hamil, tapi dalam kondisi yang normal dulu,” tukasnya. (SM7)

Pos terkait