MANOKWARI, – Dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-XXX tahun 2023, BKKBN melaksanakan pelayanan KB Sejuta Akseptor di seluruh Indonesia, Rabu (14/6/2023). Pelayanan ini bertujuan meningkatkan kepesertaan KB.
Kepala BKKBN Perwakilan Papua Barat, Philmona M. Yarollo, mengatakan pelayanan KB serentak juga dilaksanakan di Papua Barat dan Papua Barat Daya.
“Tadi di beberapa kabupaten juga melaksanakan pelayanan KB dengan sasaran di fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta. Tujuannya adalah meningkatkan kepesertaan KB dan meningkatkan pelayanan KB untuk mencapai sasaran strategis yang ditentukan,” ujarnya.
Disampaikannya ada beberapa tujuan dari kegiatan yang dilakukan yaitu, meningkatkan akses Pelayanan KB yang berkualitas bagi Pasangan Usia Subur (PUS). Yang kedua mendukung tercapainya kinerja BKKBN dalam upaya peningkatan kesetaan ber-KB. Meningkatkan Capaian Peserta KB Baru. Yang ke empat menjaga keberlangsungan Pemakaian Kontrasepsi dan Mendukung Pencapaian Indikator Program Percepatan Penurunan Stunting.
Dalam pelayanan KB ini, kata Philmona, Papua Barat dan Papua Barat Daya diberikan target 4.000 akseptor untuk semua alat kontrasepsi.
“Jadi tidak ada pembatasan, semua baik MKJP (metode kontrasepsi jangka panjang), seperti MOW, MOP, IUD, dan implan serta metode jangka pendek seperti pil, kondom, dan suntik,” paparnya.
Menurutnya, sesuai laporan yang sudah masuk ke BKKBN Papua Barat, sudah 80 persen kabupaten/kota melaksanakan pelayanan KB serentak. Untuk Kabupaten Manokwari pencanangan dilakukan di Puskesmas Wosi.
Dia berharap target 4.000 akseptor dalam pelayanan KB tersebut tercapai untuk memberikan kontribbusi terhadap pencapaian program di Papua Barat dan Papua Barat Daya. Sebab sesuai hasil evaluasi pelayanan peserta KB baru masih sangat rendah.
“Karena itu, harapan kami melalui pelayanan sejuta akseptor ini dapat memberikan kontribusi untuk pencapaian program di Papua Barat dan Papua Barat ini,” ujarnya.
Philmona menambahkan, menjadi peserta KB dapat mengatur jarak kelahiran dan merencanakan kehidupan keluuarga. BKKBN, katanya, tidak melarang kelahiran tapi mengatur jarak kelhiran, sehingga anak yang dilahirkan adalah anak yang sehat dan ibu juga sehat.
Dia pun menyebutkan bahwa pelayanan KB juga relevan dengan program percepatan penurunan stunting. Sebab program percepatan penurunan stunting juga bertujuan mempersiapkan generasi ke depan yang sehat dan cerdas yang dimulai dengan merencanakan kehidupan keluarga.
“Dengan demikian, pelayanan KB juga penting dalam rangka menyukseskan program 1.000 hari pertama kehidupan karena program 1000 hari pertama kehidupan sangat menentukan apakah anak yang dilahirkan sehat atau stunting,” tukasnya. (SM)