Waisai – Think Global, Act Local! Yayasan Kamtabai Raja Ampat (YKRA) menggandeng Badan Pengelola Raja Ampat UGGp dalam Seminar Menginspirasi dan Temuan Ide Kreatif untuk Peningkatan Partisipasi Lokal yang Ramah Lingkungan. Kegiatan ini bekerjasama dengan Reef Guardians dan Matenhun, diselenggarakan di Waisai, 1-2 Juli 2025, diikuti peserta yang merupakan perwakilan dari 20 beberapa kampung dampingan di Teluk Mayalabit, Waigeo Selatan, Waigeo Timur, dan Waigeo Utara.
Dalam kegiatan ini, turut dihadirkan Simon Gerard Tabuni inisiator Wisata Sagu Kais dan Anggimart Manokwari, Biliam Atihuta inisiator Papua Farm Sorong, Michael Basna dari Papua Mandiri Creative Sorong dan Marteggis Dawa Pengelola Ekowisata Birdwatching Warkesi, dimana kehadiran mereka dimaksudkan untuk berbagi ide, pengalaman, dan kiat-kiat merealisasikan gagasan menjadi sebuah unit usaha yang bernilai ekonomi dan bermanfaat bagi masyarakat, dan fokus kali ini adalah masyarakat lokal Raja Ampat.
Ketua Yayasan Kamtabai Raja Ampat, Wolter Gaman, kepada awak media menjelaskan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah memberikan bekal pengetahuan dan kemampuan kepada peserta agar mampu menciptakan ide kreatif dalam pengelolaan sumber daya alam yang ramah lingkungan. Selain itu, program ini tidak hanya akan berhenti di kegiatan ini, dimana menurut Wolter, ia akan melakukan monitoring dan pendampingan untuk kedepannya bisa dikembangkan hingga menjadi potensi yang berkelanjutan.
“Diikutkan kegiatan ini untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan kepada
pengusaha lokal dengan konsep-konsep berbasis lingkungan, dan diharapkan mereka mampu berpartisipasi dalam program-program berdampak lingkungan di Raja Ampat, selain untuk mengentaskan permasalahan ekonomi, juga untuk melestarikan alam, agar masyarakat sejahtera hingga ke anak cucu mereka,” jelas Wolter Gaman.
Hadir sebagai pemateri Bussiness Model Canva (BMC), Badan Pengelola UGGp Raja Ampat, Ana Rohmah Septiana menjelaskan bahwa salah satu Konsep Geopark adalah hadir sebagai alat implementasi lokal yang mudah dipahami dan dikembangkan di kampung-kampung. Terlebih Raja Ampat yang kini sudah menjadi bagian program dari Geopark Dunia, sangat beruntung karena konservasi merupakan identitas dari masyarakat lokal dan masyarakat adat Raja Ampat. Sebuah tantangan untuk menerjemahkan tentang pengembangan program berkelanjutan kepada masyarakat di kampung-kampung, sehingga acara ini sangat baik dan bermanfaat untuk bisa memberikan pemahaman bahwa hal-hal sederhana yang bisa dilakukan di kampung masing-masing, bisa berkontribusi pada 17 misi yang diusung dalam konsep Sustainable Development Goals (SDGs) diatas.
“Sebuah terobosan yang sangat baik, dimana Keahlian mencari ide dan potensi yang dibagi oleh rekan-rekan pengusaha lokal, disederhanakan dalam lingkup Geopark sebagai pemanfaatan potensi warisan geologi, biologi, dan budaya, yang kemudian dirumuskan dalam bentuk Bisnis Model Canvas, agar para peserta bisa langsung memetakan potensi, peluang, dan ide bisnis yang akan diimplementasikan sekembalinya di kampung masing-masing,” papar Ana R Septiana. (SM14)