PAPUA TENGAH, – Pertikaian dua kelompok warga masing-masing dari Suku Dani dan Suku Mee kembali memanas di Nabire, Papua Tengah. Sebanyak enam rumah warga dari Suku Dani dibakar.
“Rumah-rumah tersebut dimiliki oleh Airon Wanimbo (2 unit), Bensin Wanimbo (2 unit), dan Gembi Wonda (2 unit). Saat terjadi pembakaran, rumah-rumah tersebut tidak memiliki penghuni,” ujar Wakapolres Nabire Kompol I Wayan dalam keterangannya, Sabtu (10/6/2023).
Insiden pembakaran terjadi di Kampung Urumusu, Distrik Uwapa, Nabire pada Sabtu (10/6) sekitar pukul 08.00 WIT. Kompol Wayan mengatakan pihaknya sudah memanggil kedua belah pihak.
“Kepala Suku Mee Topo John Madai, dan Sekretaris Distrik Uwapa Karel Petege sudah berupaya mengimbau masyarakat suku Mee agar tidak melakukan pembakaran, tapi tidak diindahkan. Mereka juga berharap agar kejadian serupa tidak terulang dan memilih untuk menunggu hasil mediasi,” ujar Wayan.
Wayan juga mengajak kedua tokoh adat untuk membantu Polri menjaga situasi Kamtibmas dengan mencegah terjadinya tindakan serupa. Dia mengingatkan pertikaian tersebut hanya akan merugikan kedua belah pihak.
“Kedua belah pihak telah mengalami korban dalam insiden ini, namun jika tindakan semacam ini terus terjadi, maka pertikaian lebih lanjut dapat terjadi,” ungkapnya.
Sebelumnya, pertikaian maut melibatkan dua kelompok warga di Nabire tersebut dipicu pencabutan tapal batas lokasi tanah adat di Kampung Urumusu, Distrik Uwapa, Kabupaten Nabire.
“Permasalahan tapal batas yang rencananya akan dilaksanakan di Polres Nabire, namun kenyataannya terjadi saling serang antara Suku Mee dan Suku Dani,” ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Adi Prabowo, Selasa (6/6/2023).
Akibat insiden tersebut, Benny menyatakan dua warga tewas. Kedua korban berasal dari suku Mee dengan luka panah dan bacokan senjata tajam.
“Untuk saat ini dua korban tersebut telah dibawa ke RSUD Nabire,” ungkap Kombes Benny.
Bentrok juga menyebabkan rumah warga dibakar di Kilometer 80 dan kilometer 64 pada Rabu (7/6/2023) sekitar pukul 22.45 Wita. Total ada 7 rumah yang dibakar di lokasi bentrokan.
“Terjadi pembakaran rumah warga dan dari data sementara personel di lapangan bahwa di Km 80 sebanyak 6 rumah dan Km 64 sebanyak 1 rumah yang merupakan rangkaian pasca konflik 2 kelompok warga,” kata Kombes Benny, Jumat (9/6/2023).
Baca Juga: Bawa Panah hingga Tombak, Suku Awyu Papua Datangi Komnas HAM
Menurut Benny, kepolisian bersama sejumlah pihak terkait sebenarnya sudah mengundang 2 kelompok warga yang bertikai setelah bentrokan yang pertama menewaskan dua warga pada Senin (5/6//2023) lalu. Ketegangan dua kelompok warga tersebut sempat mereda.
Namun ketegangan kembali terjadi lantaran kelompok Suku Mee yang berasal dari luar Nabire tersulut emosi atas bentrokan yang terjadi. Mereka diduga masuk ke Nabire.
“Jadi korban dari Suku Mee itu sudah mau dikasih santunan. Tapi masyarakat Suku Mee dari kabupaten sekitar karena punya rasa simpati mereka turun,” kata Benny.
“Iya betul (Suku Mee dari luar Nabire), dari Dogiyai, Tolikara sama Paniai,” katanya.(*)