MANOKWARI SELATAN – Pembangunan Bandara Udara Abreso, Ransiki, Manokwari Selatan (Mansel) selain membutuhkan dana juga membutuhkan lahan sebagai salah satu syarat agar pembangunan bandara tersebut dapat disetujui.
Salah satu lahan yang digunakan untuk pembangunan bandara yakni lahan milik Koperasi Produsen Ebier Suth Cokran atau Eks PT. Coklat Ransiki.
Koordinator Umum Koperasi Ebier Suth Cokran, Abdul Rochim Arkan Sawasemaryai, saat ditemui, Selasa (2/7), mengakui bahwa akibat pembangunan Bandara berdampak pada lahan milik koperasi Produsen Ebier Suth seluas 300 hektar. Dimana, lahan seluas 300 hektar tersebut akan digusur.
Walau demikian, Bupati telah menjanjikan untuk penggantian lahan tersebut di lokasi lain, sehingga hal tersebut tidak menjadi masalah, karena merupakan bentuk dukungan untuk kemajuan Mansel ke depan lebih baik.
“Memang benar karena adanya pembangunan bandara, lahan kami terkena gusur seluar 300 hektar, tetapi Bapak Bupati janji akan ganti di tempat lain dan kemungkinan juga bisa luasnya lebih dari 300 hektar. Jadi kami tidak masalah, karena ini juga demi kemajuan pembangunan di Mansel,” ujar Arkan.
Seperti diketahui, guna pembangunan bandara udara Abreso Ransiki, di tahun 2017 lalu pemerintah kabupaten Manokwari selatan membebaskan lahan seluas 600 Hektar.
Pada tahap awal pembangunannya, hanya menggunakan lahan seluas 200 hektar untuk pembangunan landasan pacu seluas 600 meter dan lebar 18 meter serta infrastruktur pendukung lainnya. (SM5)