MANOKWARI – Dua kali berkunjung ke rumah sakit dan dalam beberapa kali rapat bersama, Bupati Manokwari selalu mengingatkan manajemen BLUD RSU Manokwari agar rumah sakit itu bebas dari sampah, ludah pinang, rokok dan asap rokok, senjata tajam (sajam), dan bebas dari minuman keras (miras). Untuk itu, manajemen RSU Manokwari tanpa lelah akan terus melakukan edukasi-edukasi dan promosi kesehatan yang dimulai dari petugas kesehatan di rumah sakit.
“Jangan sampai kita melarang orang makan pinang dan meludah pinang tapi kita petugas kesehatan sendiri makan pinang. Nanti mereka bilang, kamu larang-larang tong (kami) makan pinang tapi pak dokter punya orang itu makan pinang. Terus kita tulis, dilarang merokok, area dilarang merokok tapi pak direktur punya dokter sendiri dia isap rokok, pak dokter punya perawat sendiri dia isap rokok dan buang puntung rokok sembarang,” tegas Plt Direktur BLUD RSU Manokwari, dr. Alwan Rimosan di ruang kerjanya, Sabtu (19/6/2021).
Tak hanya itu, menurut dr. Alwan, Bupati Manokwari sangat tegas soal miras. Karena itu, tenaga kesehatan tidak boleh mengkonsumsi miras atau mabuk di rumah sakit.
“Bagaimana membantu atau menolong pasien atau melakukan pelayanan kepada pasien kalau petugas kesehatannya mabuk. Dalam setiap apel pagi atau briefing atau dalam keadaan apa pun saya selalu mengimbau dan tegaskan aturan, kalau sampai ada yang makan pinang silakan, saya ketemu makan pinang di luar saya sampaikan pulang ke rumah makan pinang besok pagi baru datang masuk kerja. Kalau mabuk jelas, saya sampaikan bahwa kita akan langsung berikan peringatan keras dan berhentikan, termasuk keluarga pasien di sini,” tegasnya.
Pihaknya, lanjut dr. Alwan, akan mencetak poster dan spanduk informasi mengenai aturan itu untuk dipasangkan di titik-titik di rumah sakit. Hal itu dimaksudkan agar masyarakat dan petugas rumah sakit bisa melihat dan mematuhinya.
“Dengan begitu saya pikir rumah sakit ini akan menjadi rumah sakit ramah lingkungan dan ramah bagi siapa saja, pengunjung makin banyak, makin senang. Dengan rumah sakit yang lebih bersih dan indah, mungkin bisa memprcepat proses penyembuhan. Kemudian kita akan tegakkan aturan. Kita akan optimalkan tenaga sekuriti yang ada, kemudian minta bantuan pengamanan dari TNI dan Polri karena kalau sekuriti dan Satpol PP saja kadang tidak dianggap. Oleh karena itu, mungkin ada penguatan-penguatan, kerja sama, dan kita berikan pelatihan supaya mereka lebih sigap,” tukas dr. Alwan. (SM7)