MANOKWARI, – Selain belajar di empat kementerian, 20 mahasiswa Unipa juga akan belajar langsung pada level grassroots (akar rumput) di desa asimetris di Provinsi DI Yogyakarta. Selama sebulan di sana mereka akan melihat secara langsung proses perencanaan di kampung atau desa dilaksanakan.
“Mereka akan melihat bagaimana musyawarah itu dilakukan, bagaimana peran aparat kampung, Bamuskam, tetapi juga tokoh-tokoh masyarakat di sana dan juga masyarakatnya,” ungkap Direktur Yayasan Kitong Bisa, Jouhannes Faidiban, pada pembekalan bagi 20 mahasiswa Unipa yang akan mengikuti mahang di empat kementerian, Senin (14/8/2023).
Yayasan Kitong Bisa mendapat kepercayaan untuk melaksanakan IR.4 yang mana di dalamnya terkait dengan program magang mahasiswa di Kementerian/Lembaga RI bekerja sama dengan Bappenas, Kemendagri, dan beberapa kementerian yang menjadi rujukan tempat pelaksanaan magang mahasiswa berdurasi dua bulan.
Menurut Jouhannes, selama di desa asimetris, para mahasiswa akan belajar hal-hal dan budaya baru. Karena akan mempelajari hal-hal baru, mereka banyak melakukan observasi, melakukan focus group discussion (FGD) dengan masyarakat.
“Mereka hadir langsung dan bila ada kesempatan mereka juga bisa memberikan masukan-masukan kepada warga setempat. Jadi ini proses belajar dua arah, mereka bisa belajar dari proses masyarakat dan kami berharap ada ilmu-ilmu yang mereka dapatkan selama dua bulan di kementerian mereka bisa sampaikan,” katanya.
Jouhannes menambahkan selama di desa asimetris para mahasiswa akan berbaur dan hidup bersama masyarakat setempat. Hal itu menjadi kesempatan bagi mereka mempelajari partisipasi masyarakat dalamm proses perencanaan pembangunan, dan menyelesaikan permasalahan.
“Ini jadi kesempatan mereka melihat dan mempelajari bagaimana partisipasi masyarakat, bagaimana masyarakat berdiskusi untuk menyelesaikan permasalahan di kampung/desa. Jadi pada 21 Agustus sampai 20 Oktober mereka magang di kementerian dan mulai 23 Oktober hingga 22 November mereka akan ada di kampung asimetris,” tukas Jouhannes
Salah satu mahasiswa Unipa yang mengikuti magang di kementerian adalah Raema Karubuy. Menurut mahasiswi semester VII Fakultas Teknik ini, magang menjadi kesempatan besar baginya dan teman-temannya untuk belajar.
“Ini kesempatan besar bagi kami mahasiswa dan ini merupakan program baru untuk Unipa bekerja sama dengan USAID Kolaborasi. Rasanya luar biasa memang karena dari sekian banyak mahasiswa kami yang terpilih ke sana. Ini jadi kesempatan bagi kami untuk belajar,” ungkapnya.
Dia menambahkan, di Unipa harusnya mahasiswa semester VII melaksanakan kuliah kerjanya nyata (KKN), namun karena mereka mengikuti magang, sehingga magang itu juga sekaligus KKN.
“Ini juga menjadi nilai plus bagi kami karena nanti kami juga turun ke desa asimetris. Jadi turun langsung ke masyarakat,” tukas Raema. (SM7)