MANOKWARI – Menyikapi meningkatnya kasus penyakit dan kematian ternak babi, Pemkab Manokwari mengimbau kepada peternak dan penjual produk daging babi untuk meningkatkan kewaspadaan akan penyakit demam babi untuk menerapkan budaya dan biosekunti yang baik. Penerapan itu antara lain menjaga kebersihan kendang, menyemprotkan disinfektan pada kendang dan membatasi keluar masuk orang yang tidak berkepentingan pada kendang.
Selain itu, memberikan pakan pada ternak sesuai kuantitas dan kualitas serta tidak memberikan pakan sisa rumah tangga, restoran, pelabuhan, hotel pada tenak karena dapat menjadi media penularan penyakit.
Imbauan itu tertera dalam edaran Bupati Manokwari, tertanggal 22 April 2021.
Dalam edaran itu juga disampaikan bahwa jika ada dugaan penyakit demam babi atau ditemukan babi yang sakit atau mati segera melaporkan ke petugas Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Manokwari atau penyuluh pertanian lapangan (PPL) setempat 1X24 jam. Jika ada temuan seperti itu, maka segera dikubur dan dilarang membuangnya ke sungai, laut, atau hutan untuk mencegah meluasnya penyakit.
Tak hanya itu, pengusaha penjual ternak dan daging babi untuk sementara dilarang memasukkan ternak babi dari luar Kabupaten Manokwari karena kasus penyakit ternak babi telah terjadi pada kabupaten lain di wilayah Provinsi Papua Barat.
Sementara itu, Asisten I Sekda Kabupaten Manokwari, Wanto, mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan laporan adanya ternak babi yang mati di daerah Borobudur, Manokwari Utara, dan Warmare.
Baca Juga: Operasi Pekat Mansinam Polda PB Sita Puluhan Sajam dan Miras
“Waktu itu pernah koordinasi ke BPBD Papua Barat dan Dinas Peternakan Papua Barat, sehingga diteliti. Awalnya itu diduga karena penyakit lain, tetapi yang setelah di media ASF saya kurang tahu. Tapi ada laporannya. Dari kami juga ada, makanya saya tahu ada 170 ekor,” ujar Wanto di kantor Bupati Manokwari, Kamis (22/2/2021).
Jumlah itu, katanya, bertambah setelah di Warmare juga melaporkan adanya satu ekor babi yang mati. Untuk itu, dia juga mengimbau masyarakat untuk tidak mengonsumsi daging dari ternak babi yang mati.
“Karena jangan sampai nanti virusnya berpindah ke manusia,” katanya. (SM7)