WAYAG, RAJA AMPAT – Tag atau penanda akustik kembali dipasang oleh Tim YRCI bersama para stakeholder terkait yang terdiri atas BLUD UPTD Provinsi Papua Barat dan BKKPN wilayah Kupang Satker Raja Ampat. Kegiatan yang difokuskan di Laguna Kepulauan Wayag ini dimulai sejak pagi hari ketiga dalam rangkaian proyek 3 COREMAP CTI, Sabtu (27/11/2021).
Manajer Proyek COREMAP CTI paket 3, Riyan Heri Pamungkas menjelaskan bahwa upaya pemasangan tag ke tubuh Pari Manta yang mereka temui tidak semudah dikatakan. Pantauan awak media, setelah berkali-kali mengitari laguna Kepulauan Wayag, Tim YRCI masih belum dapat men-tagging Pari Manta yang telah mereka temukan.
Menurutnya, beberapa kendala mereka hadapi, seperti kondisi perairan yang keruh atau berarus sehingga mengurangi jarak pandang penyelam. Lalu penyelam harus memastikan bahwa Pari Manta yang ditemui masih belum terpasang tag atau penanda lainnya. Selain itu, Pari Manta yang masih muda atau Baby Manta cenderung akan menjauhi penyelam dan masuk kembali ke perairan dalam.
“Laguna Wayag ini kebanyakan mereka masih Baby Manta, ukurannya kecil. Jadi cukup susah dipasang tag-nya. Sudah seharian kita keliling lagunanya, belum juga tag ini terpasang,” jelas Riyan Pamungkas.
Dalam pencarian Pari Manta yang akan dipasang tag, Tim YRCI pun menggunakan drone untuk mengetahui posisi tepatnya Pari Manta dan mengarahkan penyelam menuju lokasi Pari Manta dari udara. Drone juga dimanfaatkan untuk foto ID corak hitam pada insang ventral saat Pari Manta melakukan gerakan Sommersault Feeding atau saat Pari Manta membalik badannya berkali-kali untuk memakan plankton yang ada dipermukaan air.
Lebih lanjut, Riyan menjelaskan bahwa total sudah lima tag akustik yang dipasang oleh Tim YRCI sejak Mei 2021 lalu, dengan rincian yaitu dua buah terpasang di Pari Manta diperairan pulau Yefnabi Kecil. Lalu satu terpasang masing-masing di Hol Gam, Manta Sandy dan Laguna Wayag. Satu lagi akan ditambahkan di Laguna Wayag, karena kebanyakan Pari Manta yang ditemui masih dalam ukuran Baby Manta dan berpotensi untuk penelitian lanjutan serta perencanaan pengelolaan kawasan.
“Laguna Wayag memiliki potensi untuk diamati seperti yang kami dapatkan dari data receiver. Setelah dianalisa, nantinya kami akan ketahui aktivitas baby manta dan dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut serta pengelolaan kawasan bersama stakeholder terkait lainnya kedepan,” Lanjut Riyan Pamungkas.
Salah satu penyelam yang bertugas memasang tag akustik ditubuh Pari Manta, Imanuel Mofu menjelaskan bahwa tag yang tersisa ini akan dipasang dalam rentang waktu bulan depan. Ia pun sempat menjelaskan tagpole atau tombak yang digunakan untuk memasang tag, dimana didesain untuk selain mudah digunakan didalam air, juga memiliki daya dorong yang cukup untuk tidak melukai Pari Manta.
“Hari ini belum berhasil, kami usahakan bulan depan sudah terpasang agar lengkap 6 tag terpasang,” singkat Manu, panggilan akrabnya. (SM14)