Anak Kabare Pertanyakan Keanggotaan MRP-PB Sebelumnya; Belum Rasakan Manfaat

Kabare
Stenly Lapon, anak muda Kampung Kabare yang merasa anggota MRP periode sebelumnya belum memberikan manfaat kepada masyarakat kultur Maya Raja Ampat

KABARE, RAJA AMPAT – Seorang anak muda di Kampung Kabare menarik perhatian Panitia Seleksi (Pansel) Majelis Rakyat Papua Barat Daya (MRP-BD) saat melakukan Sosialisasi Penjaringan Calon Anggota MRP-BD Kabupaten Raja Ampat di ibukota Distrik Waigeo Utara itu.

Pria bernama lengkap Stenly Lapon (33) bertanya dengan lantang perihal siapakah anggota MRP Papua Barat sebelumnya dari Raja Ampat. Walaupun bersuara cukup keras, Pansel yang dipimpin oleh Mansyur Syahdan, menerima dengan baik spontanitas yang dilakukan di Balai Kampung Kalisade, Senin (17/04/2023) itu.

Bacaan Lainnya

Kendati memang diluar dari konteks acara, Sekretaris Pansel, Mohliyat Mayalibit membiarkannya tetap melanjutkan pertanyaannya dan mendengar keluh kesah Stenly Lapon yang menjelaskan bahwa dirinya belum pernah merasakan manfaat keberadaan anggota MRP dari Raja Ampat pada periode-periode sebelumnya. Menurut Stenly, dengan kesempatan sebagai MRP baru di Provinsi baru, yakni Papua Barat Daya, ia berharap tidak ada lagi generasi seperti dirinya yang tidak pernah merasakan manfaat sebagai anak adat khususnya kultur asli suku Maya Raja Ampat.

“Jadi jangan lagi mereka duduk disana tidak ada manfaat untuk anak-anak adat seperti saya ini. Kalau perlu, mereka sampaikan kesiapan untuk diganti jika tidak berikan manfaat,” tegas Stenly Lapon.

Baca Juga: Proses Sosialisasi, Pansel MRP-BD Raja Ampat Dorong Representasi Suku Matbat

Menanggapi langsung, Mohliyat Mayalibit mengapresiasi apa yang disampaikan oleh anak muda Kabare itu. Mohliyat menjelaskan, sepanjang perjalanan Tim Pansel di 13 Distrik domisili asli kultur Maya Raja Ampat, ia menemukan hal serupa yang disampaikan kepada Tim Pansel secara tidak langsung, namun baru kali ini disampaikan langsung pada pertemuan sosialisasi dihadapan seluruh Tim Pansel. Menurutnya, Tim Pansel pun telah sepakat akan menambahkan poin atau syarat tambahan pada persyaratan penjaringan calon anggota MRP-BD Kabupaten Raja Ampat yakni surat pernyataan tentang kesediaan diganti jika tidak memberikan manfaat bagi masyarakat Maya Raja Ampat dalam kurun waktu tertentu setelah menjabat sebagai anggota MRP-BD.

“Terima kasih atas pendapat yang disampaikan, kami tim pansel pun telah sepakat untuk menambahkan poin khusus itu, bahkan kalau perlu, nanti akan saya seleksi menggunakan bahasa kultur Maya sebagai representasi kultur, jadi benar-benar mereka yang terpilih nanti memahami tugasnya sebagai perwakilan kultur Maya Raja Ampat,” tegas Mohliyat Mayalibit.

Perjalanan sesi kedua pada tahapan pertama Sosialisasi Penjaringan Calon Anggota MRP-BD Kabupaten Raja Ampat periode 2023-2028 ini dimulai dari Kampung Wawiyai, Distrik Waigeo Selatan, kemudian menuju Kampung Salio, Distrik Waigeo Barat Daratan. Lalu berlanjut Kampung Kabare, Distrik Waigeo Utara, dan Kampung Go, Distrik Tiplol Mayalibit, serta berakhir di Kampung Warsambin Distrik Teluk Mayalibit. (SM14)

Pos terkait