MANOKWARI – Kepala BKKBN Perwakilan Papua Barat, Philmona M. Yarollo dan jajaran melakukan audiens dengan Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI Gabriel Lema, Senin (18/07/2022). Audiens itu terkait dengan percepatan penanganan stunting di Papua Barat.
Usai audiens, Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI Gabriel Lema, mengatakan bahwa pihaknya bersama BKKBN fokus membicarakan tentang percepatan penurunan stunting di Papua Barat. Menurut Pangdam, butuh kebersamaan dalam penanganan stunting, bukan hanya unsur penyelenggara negara.
“Dan yang lebih penting lagi kita harus mampu untuk mempunyai validitas data tentang kondisi stunting di masyarakat. Terima kasih tadi Ibu Kepala BKKBN Provinsi sudah menjelaskan bahkan sudah mampu memetakan 13 kabupaten/kota ini mana daerah-daerah yang menjadi atensi serius tentang stunting. Yang jelas, konsekuensinya kondisi stunting ini harus kita atasi dengan daerah yang persentasenya besar kita akan turunkan,” katanya.
Menurutnya, dalam audiens Kepala BKKBN Perwakilan Papua Barat sudah menyampaikan langkah-langkah penanganan stunting di Papua Barat. Karena itu, Kodam XVIII/Kasuari akan mendukung dan melengkapinya.
“Kami dari Kodam itu bersiifat mendukung, melengkapi. Dan harus memastikan bahwa sampai tataran pelaksanaan di lapangan pun kita semuanya berada di situ bukan hanya satu-dua orang saja,” imbuh Pangdam.
Pangdam pun optimis dengan pertemuan itu angka stunting di Papua Barat dapat diturunkan.
“Dan stunting dengan pertemuan ini kita optimis bahwa untuk Papua Barat akan teratasi dengan baik,” tandasnya.
Kepala BKKBN Perwakilan Papua Barat, Philmona M. Yarollo, mengatakan bahwa pertemuan dengan Pangdam XVIII/Kasuari terkait penanganan stunting yang kini menjadi program prioritas pemerintah. Selain itu, untuk menindaklanjuti Perpres 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penanganan Stunting dan Peraturan Kepala BKKBN tentang Rencana Aksi Nasional.
“Kita menindaklanjuti pengukuhan Bapak KSAD selaku Duta Bapak Asuh Anak Stunting tingkat nasional. Banyak hal telah kita bicarakan terkait dengan penanganan stunting di Papua Barat dan beliau sangat mendukung, bahkan dari pihaknya sudah lebih awal melakukan beberapa kegiatan yang mendukung percepatan penanganan stunting dan beliau mengharapkan untuk action-nya, action yang perlu kita lakukan,” ungkap Yarollo.
Selain itu, lanjut dia, dalam audiens tersebut, Pangdam XVIII/Kasuari juga memiliki ide untuk dilakukan bersama antara Kodam XVIII/Kasuari dan BKKBN Perwakilan Papua Barat yakni pembentukan Kampung Bebas Stunting. Di setiap kabupaten/kota akan dibentuk satu Kampung Bebas Stunting sebagai percontohan dalam penanganan stunting.
Diharapkan melalui Kampung Bebas Stunting ini intervensi program lintas sektor bisa dilakukan sesuai dengan kebutuhan dalam percepatan penurunan stunting.
“Apa yang dibutuhkan itu yang dikerjakan, sehingga ada aksi nyata. Itu harapannya Pak Pangdam yang nanti kami dari BKKBN juga bisa berkolaborasi untuk penanganan stunting melalui program Kampung Bebas Stunting. Ini harapannya karena percepatan penanganan stunting tidak bisa secepatnya, membutuhkan waktu, tetapi kalau ada kerja sama kolaborasi, ada kerja bergotong royong dari semua lintas sektor, kita optimis bisa ada penurunan angka stunting,” tukas Yarollo. (SM7)