MANOKWARI – Menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional Natal dan Tahun Baru (HBKN Nataru), Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Barat telah menyiapkan uang tunai sebesar Rp1,31 triliun uang pecahan besar (UPB) dan Rp21 miliar untuk uang pecahan kecil (UPK).
Setian, Kepala BI Papua Barat mengatakan penyediaan uang tunai tersebut berdasarkan perhitungan kebutuhan uang tunai di Provinsi Papua Barat yang mencatat kebutuhan sebanyak Rp1,10 triliun untuk UPB dan sebesar Rp13 miliar untuk UPK.
Sebagai upaya memastikan distribusi uang menjelang HBKN Nataru, kata Setian lagi, kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Barat telah mempersiapkan berbagai langkah strategis seperti koordinasi bersama perbankan guna menentukan proyeksi kebutuhan uang serta mekanisme penarikan selama periode Nataru, melakukan front loading pengiriman uang dari Depo Kas Wilayah untuk memastikan kecukupan kas dan pecahan yang sesuai dengan kebutuhan di Papua Barat serta membentuk tim khusus untuk melakukan koordinasi intensif dan monitoring harian terhadap posisi likuiditas perbankan. Selain itu, Koordinasi juga dilakukan terkait Transaksi Uang Kartal Antar Bank (TUKAB) guna memastikan kerja sama antarbank berjalan dengan baik.
Dari sisi pembayaran non tunai, Bank Indonesia sudah mengembangkan berbagai inovasi sistem pembayaran yang dapat dioptimalkan masyarakat selama HBKN Nataru seperti alat pembayaran menggunakan kartu (Kartu Debit/Kartu Kredit), QRIS, dan transfer melalui BI-FAST,
SKNBI, maupun BI-RTGS. Bank Indonesia juga akan terus mengawasi kelancaran transaksi non tunai selama periode Nataru.
“Sebagai tambahan, call center Bank Indonesia (BI BICARA) di 131
yang siap melayani 24 jam untuk menerima keluhan atau pengaduan dari konsumen,” ujar Setian.
Bank Indonesia tentu akan memperhatikan terkait adanya potensi peningkatan transaksi selama libur HBKN Nataru. Berkaca pada tahun sebelumnya, Bank Indonesia memberikan kebijakan untuk perpanjangan jam operasional B1-RTGS dan SKNBI selama periode HBKN Nataru.
“Namun, saat ini kami masih menunggu arahan dari kantor pusat terkait dengan operasional layanan sistem pembayaran untuk tahun ini. Selanjutnya, Bank Indonesia senantiasa melakukan edukasi pelindungan konsumen melalui berbagai kanal untuk meningkatkan pemahaman konsumen dan masyarakat dalam menjaga keamanan bertransaksi,” tuturnya.
“Melalui tagline “PeKA (Peduli, Kenali, Adukan)”, Bank Indonesia mengajak masyarakat untuk waspada dan berhati-hati dalam setiap melakukan transaksi. Masyarakat juga harus paham bagaimana melindungi data pribadi, paham mengenai modus-modus penipuan, dan tahu kemana harus mengadu apabila terjadi tindakan yang merugikan konsumen. Bank Indonesia juga senantiasa menghimbau kepada PJP untuk meningkatkan sistem keamanan selama periode HBKN Nataru untuk menghindari adanya serangan siber yang dapat merugikan konsumen,” sambung Setian.
Bank Indonesia memastikan seluruh infrastruktur sistem pembayaran berfungsi dengan baik guna memastikan terselenggaranya layanan sistem pembayaran secara aman, lancar dan efisien khususnya apabila terjadi peningkatan volume transaksi pada libur HBKN Nataru. Bank Indonesia juga terus berkoordinasid engan PJP guna memastikan optimalnya kegiatan sistem pembayaran.
Dalam menjaga stabilitas inflasi dan kestabilan ekonomi dalam menghadapi HBKN Nataru, Kantor Perwakilan Bank Indonesia bersama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) turut memastikan keterjangkauan harga melalui pemantauan secara rutin perkembangan harga di pasar serta pelaksanaan pasar murah dibeberapa titik. Selain itu, pemantauan pasokan kepada distributor seta mendorong penanaman komoditas pagan kepada mitra dan Klaster binaan turut dilakukan dalam memastikan ketersediaan pasokan tetap terjaga selama HBKN.
“Selanjutnya, kami bersama TPID pun senantiasa melakukan koordinasi dengan otoritas bandara, otoritas pelabuhan dan perusahaan iasa ekspedisi dalam menjaga kelancaran distribusi komoditas
khususnya komoditas panga serta menyelenggarakan high level meeting TPID Tingkat provinsi maupun kabupaten untuk memperkuat komunikasi dan koordinasi dalam merumuskan kebijakan
pengendalian inflasi selama HBKN
Nataru,” jelas Setian.
Dari sisi permintaan, tambah Setia, Bank Indonesia bersama TPID terus mendorong kampanye #BelanjaBijak untuk mengantisipasi panic buying atau terjadinya lonjakan permintaan. (Rls/SM)