MANOKWARI – Mahasiswa dan Dosen yang ada di Kampus STIE Mah Eisa dan STIH Caritas Papua, Manokwari, yang tidak mengikuti Vaksin terancam tidak dapat mengikuti aktivitas kampus atau perkuliahan secara tatap muka.
Ketua Badan Pembina Yayasan Caritas Papua, Dr. Roberth KR Hammar mengatakan, kewajiban bagi mahasiswa dan dosen serta staf untuk melakukan vaksin, dalam rangka mendukung program pemerintah memberantas dan mengurangi penyebaran virus Corona yang telah mengakibatkan berbagai kerugian termasuk pada dunia pendidikan.
Dikatakan Hammar, alasan untuk tidak divaksin karena berkaitan dengan Hak Asasi Manusia (HAM), merupakan hak seseorang, namun terkait dengan pertemuan atau aktivitas dalam Kampus, pihaknya tidak mengizinkan mahasiswa atau dosen untuk berada di dalam Kampus.
“Kita sangat menghargai dan tidak memaksakan orang untuk divaksin, tetapi demi untuk menjaga kesehatan orang lain, makanya dosen atau mahasiswa yang ada di kampus ini, kita tidak ijinkan untuk ikut tatap muka dalam kelas,” Ungkap Roberth KR Hammar, Sabtu (4/9/2021).
Lanjut Hammar, mahasiswa atau dosen yang belum divaksin hanya dapat beraktivitas melalui sistem daring atau online.
Diakui Hammar, sistem pembelajaran dengan sistem daring, tidak maksimal pasalnya dibandingkan dengan sistem tatap muka, jauh lebih efektif dan bermanfaat jika dibandingkan dengan sistem daring.
“Kalau daring, tentu yang diharapkan kesadaran namun kenyataannya, banyak yang tidak aktif, selain itu, interaktif lebih mudah dilakukan saat tatap muka,” katanya.
Bagi Hammar, untuk mempertahankan kualitas pendidikan di STIH Bintuni Manokwari, sistem pembelajaran dilakukan dengan cara tatap muka dan daring.
“Kita tidak memberlakukan sistem daring secara keseluruhan, tapi kita bagi dua, daring dan tatap muka sehingga kualitas pendidikan tetap terjaga, dan untuk melakukan tatap muka maka kita wajibkan harus lakukan vaksin,” tandasnya. (SM13)