TERNATE, – Kota Ternate semakin mantap melangkah menuju status Geopark dengan diselenggarakannya sesi diskusi bertajuk ‘GEOPARK UNPACK: Mengungkap Keunikan Geologi Ternate Menuju Pembangunan Berkelanjutan’, yang menghadirkan para pemangku kepentingan utama dalam pengelolaan dan pengembangan kawasan ini. Acara ini diinisiasi bersama Pemerintah Kota Ternate dan dihadiri oleh sejumlah pejabat strategis serta akademisi dan komunitas yang memiliki kepedulian terhadap warisan geologi, Selasa (11/03/2024)
Diskusi yang berlangsung di Auditorium Gedung BAPPEDA Kota Ternate ini dibuka secara langsung oleh Sekda Kota Ternate, Dr. H. Rizal Marsaoly, SE, MM. Dimana pada kesempatan tersebut, dengan mengusung semangat “BERSINERGI ADALAH ENERGI”, menurut Sekda Kota Ternate, acara ini menjadi wadah berbagi wawasan dan strategi guna mempersiapkan Ternate dalam mengajukan status Geopark. Lanjutnya, saat ini, sebanyak 19 situs warisan geologi yang telah ditetapkan oleh Kementerian ESDM siap untuk diajukan sesuai tahapan yang berlaku. Sehingga kolaborasi merupakan keharusan sebagai bentuk kerjasama dalam model pentahelix.
“Kolaborasi dan sinergitas lintas stakeholder akan terus diusung sebagai perwujudan pentahelix. Karena perlu disadari bahwa menuju Geopark, harus dilakukan melalui kolaborasi dengan pelibatan komunitas dan masyarakat lokal” ujar Rizal Marsaoly, yang juga merupakan General Manager (GM) Badan Pengelola Aspiring Geopark Ternate.
Paparan kemudian dibuka oleh Badan Pengelola Geopark Ternate, Deddy Arif S.T., M. Eng. Deddy menjelaskan bahwa terdapat 19 Situs Warisan Geologi yang terdapat di Pulau Ternate dan Pulau Hiri, sehingga sebagaimana yang dinginkan oleh Sekda selaku GM Badan Pengelola Geopark Ternate, yakni partisipasi aktif dari para Kepala Dinas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis terkait dan akademisi akan menunjukkan komitmen yang kuat dalam mendukung upaya ini. Keterlibatan mereka nantinya menjadi bukti nyata bahwa Ternate siap menuju langkah berikut dalam perjalanan panjangnya menuju Global Geopark.
“Tentu setelah kami (Ternate) menerima SK penetapan warisan geologi, maka kami akan terus berbenah menyiapkan hal lainnya guna menuju tahapan pengusulan Geopark Nasional. Setelah ini banyak yang harus kita siapkan, mari bergerak selaras menuju Geopark.” ujar Deddy Arif yang juga adalah Resident Geologis Aspiring Geopark Ternate.
Kemudian paparan pun juga disampaikan oleh Ecologist Raja Ampat UGGp, Ana R Septiana M.Si, dari Badan Pengelola Raja Ampat UNESCO Global Geopark, yakni tentang Konsep, Prinsip, dan Manajemen Berbasis Komunitas cerita dari Raja Ampat UGGp. Menurut Ana, Raja Ampat dan Ternate memiliki kedekatan bukan hanya secara geografis atau bersama-sama berada di Indonesia Timur, namun juga secara histori. Sehingga, sebagai Geopark yang sudah lebih dulu menjadi bagian dari UNESCO, menurutnya Raja Ampat memiliki tanggungjawab untuk bisa berbagi pengalaman dan praktik terbaik untuk Ternate, yang tengah bersemangat menuju Geopark Nasional.
“Pemahaman terkait konsep dan prinsip, tidak hanya perlu dipahami oleh Badan Pengelola saja, namun juga oleh Dinas-Dinas terkait yang menjadi kunci pengembangan kawasan ini, apalagi komunitas yang ada di Ternate begitu kuat dan berperan sangat aktif.” ujar Ana R Septiana.
Acara yang dipandu oleh Direktur Penguatan Jejaring ICCN, Zandry Aldrin, membuahkan dukungan dari para peserta, terutama akademisi dan komunitas yang siap bergerak dan memberikan sumbangsih bagi pengembangan Ternate menuju Geopark, yang tidak hanya semangat menjadi Geopark Nasional, tapi juga semangat hingga menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark. Dengan adanya inisiatif seperti GEOPARK UNPACK, diharapkan seluruh elemen masyarakat dan pemangku kepentingan dapat terus bersinergi demi menjadikan Ternate sebagai bagian dari jaringan Geopark global yang diakui secara internasional.
“Kita hidup di dalam kota ini, dan kota ini hidup di dalam kita bersama semua nilai-nilai luhur yang arif. Dan cara untuk menjaganya terus hidup adalah dengan memelihara warisan yang akan diwarisi untuk anak cucu kita kelak.” tutur Zandry menutup diskusi di bulan Ramadhan ini. (SM)