Gerak Cepat Tim Dinkes R4 Cegah Potensi Penyebaran DBD di Kota Waisai 

Penyebaran DBD
Persiapan dan penyemprotan atau fogging zat kimia pestisida nyamuk Aedes aegepty, penular DBD di kompleks perumahan 200 Kota Waisai oleh Tim Dinkes Raja Ampat

Waisai, Raja Ampat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Raja Ampat kali ini melakukan edukasi dan fogging serta Pemeriksaan Epidemiologi (PE) kepada masyarakat yang telah bergejala Demam Berdarah (DBD) di perumahan 200, Kelurahan Bonkawir, Kecamatan Kota Waisai, Kamis (01/12/2022)

Kepada awak media, dr. Agnes Meliana Susanthy dari Puskesmas Waisai menjelaskan perihal penemuan dua kasus pertama yang sedang opname di RSUD Raja Ampat pada rabu kemarin. Lalu atas penelusuran bersama Kepala Seksi (Kasie) Penyakit Menular, Gunawan Bondahara dan Pengelola Program DBD, Jems Kolomsusu-Mayor, dari Dinkes Raja Ampat di kompleks perumahan 200, ditemukan sampel jentik nyamuk Aedes aegepty. Berdasarkan hal ini, Tim Dinkes lalu mengambil keputusan untuk melakukan fogging dan pemberian butiran abate didalam genangan atau sumber air yang terdapat jentik nyamuk disekitar kompleks perumahan 200 dalam radius 100 meter.

Bacaan Lainnya

“Hari ini juga kami lakukan pemeriksaan Rapid Diagnosis Test (RDT) Demam Berdarah kepada masyarakat yang bergejala,” ujar dr. Agnes

Ketua RT03/RW01, Annas mengaku senang dan bersyukur atas tindakan cepat yang dilakukan tim Dinas Kesehatan atas temuan kasus DBD diwilayahnya. Ia berharap semoga kejadian pada tahun 2009, saat DBD menyebar dan menyebabkan korban jiwa tidak terulang lagi.

“Kami bersyukur atas tindakan cepat dari tim Dinkes Raja Ampat. Sudah kami kondisikan agar hari ini kompleks kami siap di fogging,” ujar Annas.

Kepala Dinas Kesehatan melalui Kasie Penyakit Menular, Gunawan Bondahara menjelaskan bahwa hari ini akan melakukan fogging dan edukasi atas pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekitar, khususnya kompleks perumahan yang banyak penduduk terlebih dalam kondisi musim hujan di Kota Waisai. Sehingga ia menyambut baik peran aktif para ketua RT yang segera sadar dan menyiapkan masyarakatnya untuk memahami pencegahan DBD dilingkungan sekitar mereka.

“Pada musim hujan seperti ini kasus malaria cenderung meningkat, apalagi setelah kasus DBD ditemukan, fogging harus dilakukan dan pemberian butiran abate didalam genangan atau sumber air yang terdapat jentik nyamuk. Juga yang penting adalah penguatan informasi pencegahan penyebaran DBD yaitu Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) lebih diutamakan,” jelas Gunawan Bondahara. (SM14)

Pos terkait