Hari Kedua Proyek 3 COREMAP CTI, Receiver Akustik Wayag Berhasil Rekam 25ribuan Deteksi Aktivitas Pari Manta

Tim penyelam, tampak Imanuel Mofu dari UPTD BLUD provinsi Papua Barat memegang 'blackbox' receiver tag akustik YRCI yang terpasang dalam perairan laut Kepulauan Wayag sebelum melepasnya dan membawa ke permukaan untuk di-download datanya. Tampak dibelakang, Daud Orisu dari YRCI sebagai buddy menemani sekaligus memastikan receiver yang terpasang adalah milik YRCI.

WAYAG, RAJA AMPAT – Proses pengambilan ‘blackbox’ receiver akustik yang dipasang dalam perairan laut Kepulauan Wayag berlangsung aman dan lancar. Setelah di download dan dibersihkan, receiver tersebut langsung dipasang kembali oleh tim penyelam yang terdiri atas Yayasan Reef Check Indonesia (YRCI) sebagai penanggung jawab program, lalu UPTD BLUD Provinsi Papua Barat, dan BKKPN Kupang Satker Raja Ampat, Jumat (26/11/2021)

Kegiatan pengambilan data dari receiver akustik ini adalah salah satu agenda dalam rangkaian implementasi dari proyek 3 COREMAP-CTI World Bank yang dilaksanakan oleh YRCI bersama para stakeholder terkait melalui Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) Kementerian PPN/BAPPENAS. Kegiatan pengambilan receiver, download data, lalu penggantian baterai sejatinya dilakukan secara berkala dengan asumsi tinggi-rendahnya aktivitas Pari Manta yang tercatat. Dimana jika aktivitas Pari Manta tercatat rendah, maka bisa setahun sekali dilakukan pengecekan rutin dan penggantian baterai, tapi jika tercatat tinggi, maka bisa dilakukan enam bulan atau tiga bulan sekali.

Manajer Proyek COREMAP CTI paket 3, Riyan Heri Pamungkas menjelaskan, receiver dari tag atau penanda akustik Pari Manta yang dipasang dalam kedalaman 15 meter ini memiliki radius 150 meter dan akan mencatat aktivitas pergerakan Pari Manta yang memiliki tag ditubuhnya jika masuk dalam radius 150 meter tersebut. Ia pun membenarkan bahwa data deteksi Pari Manta yang terekam mencapai 25ribuan lebih sejak pertama kali dipasang Mei 2021 lalu. Namun hal tersebut bisa saja terakumulasi dari aktivitas Pari Manta yang sama berkali-kali terekam.

“Iya benar mencapai 25ribuan lebih deteksinya, tapi kepastian ID Pari Mantanya yang terekam berapa ekor, baru akan kami ketahui setelah dianalisa data hasil downloadnya nanti,” ujar Riyan Pamungkas.

Baca Juga:  DisPar Raja Ampat Latih 30 Pemandu Rangers

Lebih lanjut, receiver yang telah dipasang YRCI ini bertujuan mengisi gap atau celah rekam informasi aktivitas Pari Manta yang telah dimulai sejak tahun 2015 dengan 17 buah receiver lainnya di perairan laut Raja Ampat. Dimana menurut Riyan, alasan pemilihan lokasi Kepulauan Wayag sebagai tempat receiver dari tag akustik YRCI ini karena kemungkinan lokasi tersebut berfungsi sebagai nursery ground atau proses memamah biak lainnya bagi Pari Manta didalam lagunanya yang indah.

“Kalau dilihat data ini, kemungkinan laguna Wayag dimanfaatkan untuk nursery ground atau pembesaran Pari Manta. Karena sering juga kami temukan Pari Manta disini ukurannya masih kecil-kecil dibandingkan lokasi lainnya,” jelas Riyan Pamungkas. (SM14)

Pos terkait