Inilah Penjelasan Rektor Soal Romo Katolik Lulus Ujian Doktor di UIN Jogja dan Viral

Romo Katolik

SUARAMANDIRI, – Sebuah acara sidang ujian promosi doktor yang digelar Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Jogja, viral di media sosial. Pasalnya, ujian ini dijalani oleh seorang Romo Katolik sehingga menarik perhatian warganet.

Prosesi sidang promosi doktor itu terabadikan dalam sebuah video yang diunggah oleh akun Tiktok @romobobsmf.

Berdurasi 3 menit 36 detik, video ini telah ditonton lebih dari 165 ribu kali dan disukai 9.000 lebih pengguna sejak diunggah pada Rabu (31/5/2023).

Dalam video menunjukkan prosesi ujian promosi doktor yang digelar di aula gedung Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga di Caturtunggal, Depok, Sleman, pada Rabu (31/5/2023). Adapun Promovendus dalam sidang itu adalah Romo Dr Anthon Michael.

Ujian yang terbuka untuk umum ini dihadiri banyak orang, di antaranya suster, romo dan kolega dari Romo Anthon. Sidang yang diketuai Rektor UIN Sunan Kalijaga.

Berdasar informasi yang diperoleh, Romo Anthon tercatat sebagai mahasiswa Program Doktor Studi Islam UIN Sunan Kalijaga bagi salah satu formator di Seminari Tinggi Anging Mammiri Yogyakarta

Baca Juga: Wamendagri John Wempi Wetipo Cabut Gugatan Rp 23 M ke RS Pondok Indah soal Status Anak

Dia membuat disertasi mengenai penggunaan unsur-unsur budaya Toraja dalam arsitektur bangunan di masjid Agung Rantepao dan Gereja Santa Theresia Rantepao yang dicermati dalam konteks pengembangan iman lebih lanjut. Disertasi inipun dianggap sangat baik sehingga Romo Anthon dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan.

“Disertasi itu sangat bagus karena memperlihatkan bagaimana adat lokal diserap dalam dua agama besar, yaitu Islam dan Katolik. Ini adalah upaya yang sangat positif untuk mempererat silaturahim dan saling belajar antar umat dan antar iman,” ujar Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof Al Makin, Selasa (6/6/2023).

Al Makin, mengatakan kampusnya memang telah menerima mahasiswa dari berbagai latar belakang agama. Selain Romo Katolik, ada pula pendeta Kristen hingga penganut Buddha yang menempuh studi S2 maupun S3 di kampus ini.

“UIN Sunan Kalijaga memang mempunyai prioritas dalam masa ini untuk menerima dan saling belajar antariman. Banyak Romo Katolik yang belajar di UIN Sunan Kalijaga mengambil S2 dan S3 begitupun para pendeta Kristen, para mahasiswa Hindu dan juga beberapa kawan-kawan dari Buddhisme juga datang ke UIN Sunan Kalijaga,” ujar Al Makin.

“Begitu juga para romo, para pendeta para bhante juga datang ke UIN Sunan Kalijaga, untuk mengajar dan berbagi ilmu. Ini adalah upaya yang sangat positif. Indonesia sangat memerlukan usaha semacam ini. Antar iman itu tidak ada persoalan, toleransi itu dipraktikkan dan dipelajari,” imbuhnya.(*)

Pos terkait