Kemajemukan Rentan Konflik, Pengurus KKST Manokwari Diminta Jalin Hubungan Positif dengan Suku Lain

Manokwari – Kemajemukan tidak hanya menjadi sumber kekayaan dan transformasi bangsa tetapi juga rentan terhadap konflik dan kekerasan sosial.

Untuk itu, Pengurus Daerah Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara (PD KKST) Kabupaten Manokwari diminta berpartisipasi bersama dengan organisasi kuktur lain untuk membina dan menjaga warganya berhubungan secara positif dengan suku-suku lain di kabupaten Manokwari.

Bacaan Lainnya

“Kita saling membutuhkan untuk mengakselerasi semua program pembangunan di kabupaten Manokwari,” tegas Bupati Manokwari, Hermus Indou, pada pelantikan dan pembukaan Rakerda I PD KKST Kabupaten Manokwari, Minggu (19/5/2024).

Menurut Hermus, kehadiean KKST menambah deretan pilar yang menopang pemerintahan di kabupaten Manokwari.

Seperti rumah besar Kaki Seribu, pemerintahan sudah dibangun di atas pilar-pilar yang ada yakni pilar politik, pemerintahan, dan pilar sosial.

“Organisasi kultur hari ini sudah berdiri semuanya, artinya rumah besar ini tidak akan goyang dan runtuh ke bawah karena semua pilar sudah berdiri. Mudah-mudahan rumah besar pemerintahan kita, rumah besar Manokwari ini akan memberikan pengayoman bagi kita semuanya untuk kita hidup aman dan damai bersama-sama,” ujarnya.

Hermus pun mengajak seluruh warga KKST bersama warga dari suku lain untuk bersama membangun kabupaten Manokwari.

“Saya mengajak mari apapun profesi kita, mari kita berpartisipasi bersama-sama untuk membangun kabupaten Manokwari ini tentu dengan moto Manokwari untuk Semua dan Semua untuk Manokwari,” tandasnya.

Ketua PW KKST Papua Barat, H. Halik, mengatakan momentum pelantikan sekaligus sebagai koreksi sebagai warga Manokwari harus mengabdi kepada warga dan kepada daerah.

Baca Juga:  Dua Maskapai Berpeluang Beroperasi di Manokwari, Bupati Hermus Ajak Kabupaten Lain Ikut Menyuplai Penumpang

“Oleh sebab itu, saya berpesan agar pengurus baru harus memiliki spirit yang kuat untuk mengemban amanah ini dengan baik karena banyak harapan dari seluruh warga KKST di kabupaten Manokwari,” katanya.

Warga KKST yang bukan pengurus, lanjut dia, harus kompak dengan pengurus untuk bersama-sama mengabdi pada daerah ini.

Ketua PD KKST Kabupaten Manokwari, La Neto, mengatakan KKST Kabupaten Manokwari merupakan induk organisasi yang besar dan telah memiliki beberapa pilar dan badan otonom.

“Kesemuanya ini kami berkomitmen dan siap bekerja sama dan membangun kemitraan dengan suku-suku Nusantara di kabupaten Manokwari untuk hidup berdampingan satu sama lain dan untuk mendukung program strategis pemerintah,” tegasnya.

Diakuinya, Manokwari merupakan rumah yang aman bagi warga KKST.

“Izin, kami menamai kota ini sebagai Kota Kaki Seribu. Sebuah untaian yang kayak, yang diilhami dari konstruksi rumah ada suku besar Arfak, yaitu Rumah Kaki Seribu,” katanya.

Menurut dia, Rumah Kaki Seribu mengandung makna bahwa semakin banyak tiang atau kaki yang menopang rumah itu, maka akan tahan terhadap goncangan dari pihak manapun.

“Tiang-tiang itu adalah kanekaragaman suku-suku Nusantara yang menghuni kota Manokwari sebagai kota peradaban di tanah Papua ini,” pungkasnya. (SM7) 

Pos terkait