MANOKWARI – Puluhan masyarakat Papua di Manokwari melakukan aksi demo damai, Senin (15/7). Puluhan masyarakat tersebut mengatasnamakan West Papua Otority (WPO).
Nampak dalam aksi demo yang berlangsung di komplek Fanindi Pantai, tepatnya di samping Swissbell Hotel itu, massa menggunakan atribut Organisasi Papua Merdeka (OPM), mulai dari pakaian, alat musik yang di gunakan hingga tas noken.
Aksi yang di pimpin oleh Markus Yenu dan Sius Ayomi itu, mendapat penolakan dan di hadang oleh ratusan personil Polisi yang di terjunkan, karena tidak mengantongi ijin gangguan Kamtibmas. Tidak hanya itu, kegiatan ini di nilai telah melanggar konstitusi NKRI.
Kendati begitu, massa hanya di ijinkan untuk melakukan ibadah dan orasi damai di lokasi tersebut, setelah melalui negosiasi dengan pihak Kepolisian sebanyak 2 kali.
Sebelumnya, Markus Yenu, dalam orasi damainya mengatakan, segala permasalahan yang terjadi di atas tanah Papua harus ada penyelesaian yang transparan, sembari meminta pemerintah Indonesia untuk memberikan kebebasan untuk masyarakat Papua, memerintah di atas tanahnya sendiri.
“Banyak masalah yang terjadi di tanah Papua, harusnya pemerintah melihat seluruh permasalahan yang terjadi hingga tuntas. Kalau tidak, berikan kami kesempatan,” ujar Markus.
Sebelumnya juga, anggota Polisi telah mengamankan beberapa atribut Organisasi Papua Merdeka, berupa tas noken yang bergambarkan bendera Bintang Kejora.
Ratusan personil yang diterjunkan dalam pengamanan tersebut berasal dari personil Satsabhara Polres Manokari, Satreskrim, Brimob, Anggota Polsek Kota Manokwari, dan anggota Pos Polisi Wariori.
Nampak juga, Wakapolres Manokwari, Kompol. Winarto, Kapolsek Manokwari Kota, AKP. Sawal Halim.
Di akhir aksi demo, nampak sehelai bendera Bintang Kejora di bentangkan salah seorang di tengah-tengah kelompok massa.
Hal itu memicuh kemarahan Wakapolres, yang kemudian memerintahkan anggota untuk mengamankan bendera dan yang bersangkutan. (SM3)