MANOKWARI – Kerusakan lingkungan terkait dengan dengan tutupan lahan. Oleh karena itu, upaya pengendalian kerusakan lingkungan perlu disenergikan dengan perangkat daerah lain untuk mengetahui data tutupan lahan di Kabupaten Manokwari.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran, Kerusakan Lingkungan Hidup, dan Keanekaragaman Hayati pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Manokwari, Yohanes Ada Lebang, mengatakan, kerusakan lingkungan biasanya terkait dengan tutupan lahan. Hanya saja untuk utupan lahan perlu dikoordinasikan dengan perangkat daerah terkait lain mengenai penggunaan lahan.
Menurut Lebang, salah satu indikator untuk melihat kualitas lingkungan hidup adalah indeks kualitas tutupan lahan. Untuk melihat tutupan lahan, yang perlu dilihat adalah pemanfaatan lahan.
“Memang tutupan lahan berapa taman kota, berapa hutan konservasi. Nah, itu yang nanti dikonversi baru didapat indeks kualitas tutupan lahan. Hari ini kita tidak tahu penggunaan lahan kita seberapa besar. Kita harus connect (misalnya) dengan PUPR untuk tata ruang kota terkait pengendalian tata ruang kota seperti apa. Jadi memang hal-hal ini kita harus sinergi untuk tutupan lahan,” ungkap Lebang di kantornya, Selasa (6/4/2021).
Menurutnya, kualitas tutupan lahan untuk Papua Barat secara keseluruhan masih bagus. Namun untuk Manokwari perlu duduk bersama lintas perangkat daerah untuk melihat tutupan lahan.
“Karena bicara tutupan lahan itu, seberapa besar lahan ini dimaksimalkan untuk apakah tanaman perkebunan, tanaman penghijauan atau tanaman kehutanan, macam-macam. Jadi memang untuk tutupan lahan ya kita dari bidang pengendalian memang harus lakukan itu. Hanya datanya harus sinergi, pertanian berapa, kehutanan berapa. Jadi kita untuk Manokwari nanti duduk bersama lagi,” pungkasnya. (SM7)