MANOKWARI, – Mahasiswi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Papua (Unipa) lolos mengikuti program Indonesian Internasional Student Mobility Awards (IISMA). Mahasiswi atas nama Yulianita Rehiara ini akan mengikuti program tersebut di Universitas Padova Italia selama satu semester atau enam bulan.
Sebagai dukungan, Unipa memberikan bantuan biaya kepada Julia, panggilan Yulianita. Bantuan biaya diserahkan oleh Wakil Rektor I Unipa, Prof. Dr. Ir. Sepus Fatem, S.Hut, M.Sc, IPU, mewakili pimpinan universitas.
“Hari ini, 12 April 2024 secara institusi kantor Wakil Rekror I mewakili pimpinan Universitas Papua (Unipa) menyerahkan bantuan sebagai dukungan kepada salah satu mahasiswa Unipa atas nama Yulianita Rehiara, mahasiswa Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Unipa untuk pertama kali memecahkan telur sebagai mahasiswa dari Unipa yang lolos pada program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA),” ujar Prof Fatem usai menyerahkan bantuan.
IISMA, kata dia, merupakan program pertukaran mahasiswa Indonesia ke luar negeri untuk magang di perguruan tinggi di seluruh dunia, salah satunya di Universitas Padova Italia. Julia akan menggunakan waktu selama satu semester atau enam bulan untuk belajar tentang akademi, budaya, serta melihat kiat-kiat mahasiswa dan reputasi perguruan tinggi yang maju dan berkembang di luar negeri khususnya di Eropa.
“Nah yang dibantu oleh kantor Wakil Rektor I mewakili pimpinan Unipa adalah dana sekitar Rp25 juta sesuai kebutuhan dari mahasiswa tersebut. Yang dibantu adalah biaya untuk pengurusan visa, biaya pengurusan paspor, tiket pergi pulang dari Manokwari ke Jakarta selama pengurusan visa, kemudian tiket pada saat akan berangkat ke Jakarta sebelum berangkat ke luar negeri, akomodasi dan konsumsi, juga transportasi lokal dan asuransi selama kegiatan IISMA di Italia. Saya menyampaikan selamat dan terima kasih kepada Yulianita,” ungkapnya.
Menurut Prof Fatem, Yulianita adalah contoh baik bagi mahasiswa-mahasiswi Unipa untuk ke depan merebut kesempatan mengikuti program IISMA. Sebab lolos mengikuti program itu mungkin terjadi sekali dengan hidup untuk mahasiswa.
“Karena itu, mari menggunakan kesempatan itu mengembangkan diri, mengembangkan masa depan,” ajaknya.
Prof Fatem berharap pada tahun depan ada 2-3 mahasiswa atau 5 mahasiswa yang akan didorong untuk mengikuti program tersebut.
“Kiranya mereka bisa lolos,” tukasnya.
Sementara, Julianita Rehiara mengatakan bahwa dirinya lolos setelah mengikuti serangkaian tes mulai dari tes administrasi, kebhinekaan, wawancara, mengisi curriculum vitae (CV), dan tes bebas Narkoba.
“Tes administrasi meliputi kelengkapan berkas, tes kebhinekaan mencakup pengetahuan umum soal Indonesia, dan penulisan esai. Selanjutnya pengisian CV, wawancara, dan tes bebas Narkoba,” ungkapnya.
Menurutnya, tahun ini merupakan kali kedua dirinya mengikuti seleksi program IISMA. Tahun lalu dirinya gagal di tahap administrasi.
“Waktu pertama tahun lalu di tahapan berkas sudah gagal, jadi tahun ini lebih dalam mengikuti setiap proses dan tahapannya karena lewat portal terus minta rekomendasi dari dosen-dosen,” katanya.
Menurut Julia, dirinya akan berasa satu semester di Universitas Padova Italia. Selama di sana dirinya akan belajar seperti mahasiswa biasa.
“Tetapi mata kuliah yang diambil adalah lintas minat. Saya teknik sipil, mungkin di sana nanti lebih banyak belajar mata kuliah psikologi,” imbuhnya sambil menambahkan bahwa orangtuanya mendukung mulai dari awal mengikuti tes. (SM7)