MANOKWARI – Wacana pembangunan jembatan yang akan menghubungkan pulau Mansinam dan Manokwari, menimbulkan pro-kontra di tengah masyarakat. Salah satu penolakan yakni soal pendapatan para pengemudi taxi laut, yang disinyalir akan terancam.
Terkait hal tersebut, Gubernur Papua Barat, Drs. Dominggus Mandacan, menjelaskan berbagai usulan akan di rampungkan bersama dengan instansi terkait. Sebab menurutnya, situs peradaban orang Papua sudah saatnya di perhatikan, dan tidak hanya sebatas kata-kata. Oleh sebab itu, proses pembangunan jembatan Manokwari-Mansinam akan tetap di lakukan.
“Yang jelasnya kan kita sudah usul ke Kementerian PUPR, melalui instansi terkait pada saat 5 Februari kemarin. Ini bukan hanya tugas pemerintah pusat, tetapi akan menjadi tanggung jawab bersama pemerintah provinsi dan kabupaten. Karena pulau Mansinam ini adalah icon orang Papua,” jelas Dominggus Mandacan, Senin (10/2/2020).
Disinggung terkait pro-kontra di tengah masyarakat, Gubernur berjanji akan mempertimbangkan ekonomi masyarakat yang berada di pesisir, dan terlebih khusus masyarakat di pulau Mansinam. Sebab belakangan ini, banyak masyarakat yang berpendapat bahwa kehadiran jembatan tersebut akan mengancam perekonomian para pengemudi taxi laut.
Tidak hanya itu, dirinya juga berjanji akan mendukung sepenuhnya pembangunan jembatan tersebut. Dalam hal ini, proses pembebasan lahan akan dilakukan oleh pemerintah daerah.
“Kalau kita pandang dari sudut pandang kita masing-masing, maka tidak akan ketemu. Nanti kita akan duduk sama-sama, saling memberikan masukan. Ketika bangun jembatan ini, bagaimana nelayan, mereka yang hidup dari transportasi laut, bagaimana solusinya untuk mereka ke depan. Masyarakat di pulau juga kita akan pikirkan kehidupan mereka seperti apa,” tandas Gubernur Papua Barat. (SM3)