RAJA AMPAT – Gedung Perpustakaan Daerah Kofarkor Kabupaten Raja Ampat menjadi lokasi pelaksanaan program Aksi Perubahan Bimbingan Pengelolaan Perpustakaan. Kegiatan ini merupakan inisiatif Novia Susanti, peserta Diklat Pengembangan Kompetensi Pegawai (PKP) Angkatan II Tahun 2025 pada PPSDM Regional Makassar.
Acara ini dihadiri oleh Sekretaris Dinas Perpustakaan, para Kepala Seksi di lingkungan Dinas Perpustakaan, serta para pengelola perpustakaan binaan yang tersebar di seluruh Kabupaten Raja Ampat. Kehadiran peserta yang cukup banyak menunjukkan antusiasme tinggi dalam upaya peningkatan kualitas pengelolaan perpustakaan di daerah.
Dalam sambutannya, Sekretaris Dinas Perpustakaan, Taufik Akbar Iskandar Alam, ST, memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif Aksi Perubahan yang diusung oleh Novia Susanti.
Menurutnya, kegiatan dimaksud sangat relevan dengan kebutuhan teknologi kita saat ini. Perpustakaan modern memerlukan pengelolaan yang mengapresiasi komitmen Novia Susanti dalam mengimplementasikan ilmu dari Diklat PKP untuk kemajuan perpustakaan di Raja Ampat sekaligus menekankan pentingnya standarisasi pengelolaan perpustakaan di seluruh wilayah.
“Dengan sistem yang terstandar, kita dapat memberikan layanan yang lebih baik dan profesional kepada masyarakat. Ini adalah langkah strategis menuju transformasi digital perpustakaan,” tambahnya, Kamis (9/11/2025).
Novia Susanti, sebagai pencetus menjelaskan program Aksi Perubahan ini merupakan bagian integral dari Diklat PKP Angkatan II Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh PPSDM Regional Makassar. Dimana salah satu output dari diklat ini adalah peserta harus mampu mengimplementasikan ilmu yang diperoleh untuk memberikan dampak nyata bagi organisasi dan masyarakat. Menurutnya, banyak perpustakaan binaan di Raja Ampat yang masih mengelola perpustakaan secara manual dan belum menerapkan sistem yang terstandar.
“Melalui bimbingan ini, saya berharap dapat membantu mereka bertransformasi menuju perpustakaan modern yang berbasis teknologi,” tambah Novia.
Para peserta yang merupakan pengelola perpustakaan binaan mendapatkan tiga materi utama yang sangat aplikatif dan praktis, yakni
1. Pemberian Subjek dengan Sistem Klasifikasi DDC, yaitu tentang sistem klasifikasi Dewey Decimal Classification (DDC) yang merupakan standar internasional dalam pengklasifikasian koleksi perpustakaan. Peserta diajarkan cara memberikan nomor klasifikasi yang tepat untuk setiap jenis buku berdasarkan subjeknya. DDC memudahkan pemustaka dalam menemukan buku yang dicari. Dengan sistem ini, koleksi perpustakaan tertata rapi dan sistematis.
2. Pencetakan Label Buku dan Kartu Buku yang sesuai standar. Peserta diberikan panduan praktis mulai dari desain, pencetakan, hingga pemasangan label pada buku. Dimana dengan label buku yang rapi dan standar mencerminkan profesionalisme perpustakaan. Ini juga memudahkan dalam proses shelving dan pencarian buku.
3. Penerapan Aplikasi INLISLite (Integrated Library System Lite) dari Perpustakaan Nasional. Aplikasi ini merupakan sistem otomasi perpustakaan yang dapat digunakan secara gratis oleh perpustakaan di Indonesia. Peserta diberikan pelatihan hands-on mulai dari instalasi, input data koleksi, manajemen anggota, proses peminjaman dan pengembalian. Keunggulan dari bimbingan ini adalah metode pembelajaran yang tidak hanya teori, tetapi juga praktek langsung. Setiap peserta dibimbing untuk langsung mempraktekkan setiap materi yang diberikan menggunakan laptop yang telah disiapkan.
“Kami sangat terbantu dengan metode praktek langsung ini. Biasanya kalau hanya teori, kami kesulitan saat mengaplikasikan di lapangan. Sekarang kami sudah bisa praktek langsung dan bertanya jika ada kesulitan,” ujar salah satu peserta dari perpustakaan desa di Distrik Teluk Mayalibit.
Para Kepala Seksi yang hadir juga turut memantau dan memberikan masukan selama kegiatan berlangsung. Mereka berkeliling mengamati proses pembelajaran dan sesekali memberikan arahan kepada peserta. Para pengelola perpustakaan binaan tampak sangat antusias mengikuti setiap sesi. Mereka aktif bertanya, berdiskusi, dan saling berbagi pengalaman dalam mengelola perpustakaan.
Dinas Perpustakaan pun berencana melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala untuk memastikan sistem yang telah dipelajari benar-benar diterapkan di lapangan.
Sebagai bentuk komitmen dan keberlanjutan program, para peserta bimbingan sepakat membentuk sebuah komunitas yang diberi nama LENTERA yang merupakan akronim dari Layanan Entri Data Tertata dan Akurat. Pembentukan komunitas ini diprakarsai oleh Novia Susanti dan disambut antusias oleh seluruh peserta.
“Komunitas LENTERA akan menjadi wadah bagi kita semua untuk saling berbagi, belajar, dan mendukung dalam implementasi sistem pengelolaan perpustakaan modern,” jelas Novia saat mendeklarasikan pembentukan komunitas.
Sekretaris Dinas Perpustakaan memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif pembentukan komunitas ini. Menurutnya, konsep LENTERA tepat dipilih karena dapat diibaratkan sebagai sumber cahaya yang menerangi jalan menuju perpustakaan yang lebih baik, sejalan dengan kepanjangannya, yakni Layanan entri data yang tertata dan akurat, merupakan fondasi dari perpustakaan modern.
“Dengan adanya Komunitas LENTERA, saya yakin transformasi perpustakaan di Raja Ampat akan lebih cepat terwujud. Ini adalah langkah strategis untuk membangun jejaring dan kolaborasi antar perpustakaan,” ungkapnya.
Sebagai bagian dari Aksi Perubahan, Novia Susanti bersama Komunitas LENTERA menyusun rencana tindak lanjut yang komprehensif, yakni :
1. Pendampingan Berkala – Melakukan kunjungan ke perpustakaan binaan untuk memastikan implementasi sistem berjalan dengan baik
2. Konsultasi Online – Membuka jalur konsultasi melalui grup WhatsApp Komunitas LENTERA untuk menjawab permasalahan teknis yang dihadapi
3. Evaluasi dan Monitoring – Melakukan evaluasi implementasi setiap 6 bulan untuk mengukur capaian dan kendala
Program Aksi Perubahan Bimbingan Pengelolaan Perpustakaan ini diharapkan dapat memberikan dampak nyata.
Kegiatan ini membuktikan bahwa Diklat PKP tidak hanya memberikan sertifikat, tetapi juga mendorong peserta untuk berkontribusi nyata dalam peningkatan kualitas layanan publik dan pembangunan daerah melalui Aksi Perubahan yang terukur dan berdampak. Standarisasi pengelolaan perpustakaan di seluruh Kabupaten Raja Ampat, lalu peningkatan kompetensi teknis pengelola perpustakaan, kemudian Implementasi sistem otomasi perpustakaan berbasis INLISLite, dan peningkatan minat kunjung dan minat baca masyarakat, serta terciptanya jejaring komunikasi antar pengelola perpustakaan.
“Perpustakaan adalah jendela dunia. Mari kita kelola dengan profesional agar masyarakat semakin cinta membaca dan perpustakaan menjadi pusat pembelajaran yang hidup,” tutup Novia Susanti. (SM14)







