Terjangan Ombak dan Hujan Iringi Pelaksanaan Tahap Pertama Sosialisasi Tim Pansel MRP-BD Raja Ampat

Tim Pansel
Ketua DAS Maya Kalanafat, Yohanis Arampele saat menyampaikan harapannya dalam penjaringan anggota MRP-BD Raja Ampat dihadapan masyarakat adat di Misool

WAISAI, RAJA AMPAT – Suasana malam pukul 8 menyambut tim Pansel MRP-BD di Kota Waisai setelah total 6 hari perjalanan menuju Misool dan Salawati-Batanta dalam rangka sesi pertama Sosialisasi Penjaringan Calon Anggota MRP-BD Kabupaten Raja Ampat periode 2023-2028. Walau terlihat kelelahan, rombongan yang dipimpin langsung oleh Ketua Tim Pansel, Mansyur Syahdan dan Kepala Badan Kesbangpol Raja Ampat, Abdul Manaf Wihel bersyukur sesi pertama perjalanan berakhir baik tanpa kurang suatu apapun.

Bacaan Lainnya

Perjalanan yang diawali pada hari Selasa (04/04/2023) ini menggunakan Speedboat bernama Rafila 01 bertipe full-close deck atau tertutup penuh bertenaga dua mesin 200PK. Total sebanyak 25 orang, yakni 22 orang Tim Pansel dan 3 orang ABK Speedboat Rafila 01, berangkat menuju Kampung Waigama, Distrik Misool Utara. Walaupun telah melihat kondisi cuaca yang kurang mendukung dari dermaga Falaya, Kota Waisai, Tim Pansel tetap berketeguhan hati untuk melaksanakan tugas sosialisasi tahap pertama dari Rekrutmen Anggota MRP-BD Kabupaten Raja Ampat periode 2023-2028.

Seperti yang diperkirakan, setelah mencapai lautan lepas menuju pulau besar Misool, lautan menggelora dengan gelombang tinggi silih berganti menghantam dari arah depan speedboat. Hentakan-hentakan dikarenakan terjangan ombak ini membuat bagian dek speedboat penuh dengan benturan yang dialami anggota Tim Pansel, menyebabkan mual hingga muntah oleh anggota Tim. Perjalanan yang dimulai pukul 12.00 siang, berakhir pukul 18.00 sore di dermaga Kampung Waigama, Distrik Misool Utara.

Baca Juga: Proses Sosialisasi, Pansel MRP-BD Raja Ampat Dorong Representasi Suku Matbat

Baca Juga:  Gerakan 10 Juta Merah Putih Berkibar di Raja Ampat dan Semarak HUT RI ke-78, Bupati : Tumbuhkan Sikap Nasionalisme Sesama Anak Negeri

Esoknya, setelah sosialisasi yang dilaksanakan di balai Kampung Waigama, rombongan pun bersiap melanjutkan perjalanan. Tujuan kampung berikutnya pun berubah, dari tujuan awalnya adalah Kampung Lilinta di Distrik Misool Barat, menjadi Kampung Foley di Distrik Misool Timur. Hal ini karena kondisi cuaca tidak banyak berubah, dan angin barat yang membawa gelombang tinggi mulai bertiup kembali sejak kemarin. Speedboat Rafila 01 sekali lagi menerjang ombak menuju sisi timur pulau besar Misool dengan menunggangi rangkaian ombak ditambah hujan. Mual dan muntah pun kembali dialami beberapa anggota tim, bahkan hantaman ombak sempat menerpa masuk kedalam dek speedboat dan membuat sebagian logistik panitia basah akibat air laut.

Terjangan ombak mulai mereda saat Speedboat Rafila 01 melewati Tanjung Sawarangket yang terdapat diantara Kampung Limalas dan Foley. Perjalanan ini pun menempuh waktu nyaris 6jam, yang biasanya hanya 3jam dengan speedboat yang sama. Rombongan Pansel tiba di Kampung Foley sejam sebelum waktu berbuka puasa.

Perjalanan selanjutnya diputuskan adalah menuju Kampung Fafanlap, Distrik Misool Selatan. Setelah sosialisasi yang dilakukan di balai Kampung Foley, sekitar pukul 12.00 siang, rombongan Pansel bergerak menuju wilayah selatan dalam kondisi cuaca yang cukup tenang dan bersahabat. Perjalanan ditempuh selama kurang lebih 2jam dan rombongan Pansel bergegas melanjutkan dengan sosialisasi di balai kampung sebelum sore agar mendapatkan rentang waktu yang tepat untuk menuju kampung berikutnya, yaitu tujuan awal, Kampung Lilinta di Misool Barat. Rombongan Pansel kemudian menginap di Kampung Lilinta, walaupun sempat menerjang hujan dan angin dalam perjalanannya.

Setelah tuntas seluruh distrik di pulau besar Misool, tim Pansel pun mulai mengarahkan tujuan berikutnya, yakni wilayah Salawati dan Batanta. Setelah sosialisasi di Kampung Lilinta, dan setelah ibadah sholat Jumat dan ibadah Jumat Palma jelang perayaan Paskah, pukul 2 siang rombongan bergerak menuju Kampung Kalobo di Distrik Salawati Tengah. Namun, setelah melalui Selat Panah-panah untuk menuju lautan lepas, lautan kembali bergemuruh dengan gelombang tinggi dan langit yang mulai menggelap oleh awan yang mengandung hujan badai menyebabkan berkurangnya jarak pandang motoris Speedboat Rafilah 01. Akhirnya diputuskan berputar balik menuju Kampung Foley, dan perjalanan akan dilanjutkan esok paginya saat lautan dalam kondisi tenang.

Baca Juga:  DepDir Wilayah Bali - Nusa Tenggara - Papua BPJS Ketenagakerjaan Laksanakan Rapat Koordinasi Dengan Pemda Raja Ampat

Tetapi, Sabtu (08/04/2023) setelah santap sahur, malah hujan deras dan angin bertiup di Kampung Foley, menyebabkan lautan kembali bergejolak dengan ombak dan gelombang tinggi. Setelah menunggu kondisi cuaca agak tenang, pukul 09.00 pagi rombongan tim Pansel memutuskan bergerak menuju Kampung Kalobo. Seperti yang sudah diduga, Speedboat Rafilah 01 kembali menari diatas amukan gelombang tinggi lautan lepas bersama hujan setelah meninggalkan pulau besar Misool. Dengan penuh kesabaran dan semangat, rombongan Tim Pansel saling menguatkan untuk tetap melaksanakan tugas.

Secercah harapan muncul setelah kepulauan didepan Selat Sele mulai terlihat dibalik tirai hujan dan kabut. Untuk berteduh sejenak, rombongan Pansel menuju Kampung Sailolof. Setelah beristirahat, rombongan kemudian menuju Kampung Kalobo untuk memulai sosialisasi penjaringan keanggotaan MRP-BD Raja Ampat bagi masyarakat adat Maya di pulau Salawati dan Batanta.

Oleh karena cuaca yang baik dan kondusif, Tim Pansel bergegas menyelesaikan rangkaian sosialisasi di Kampung Kalobo, dilanjutkan ke Kampung Samate lalu Kampung Solol, berturut-turut pada hari Sabtu dan Minggu (8-9/04/2023), dan pada Minggu malam bergerak kembali ke Kota Waisai.

Ketua DAS Maya Kalanafat sekaligus Anggota Panitia Pengawas Pansel, Yohanis Arampele menjelaskan kepada awak media, bahwa perjalanan sosialisasi ini penting untuk masa depan suku Maya, karena sudah saatnya suku Maya bangkit untuk menata wilayah hukum adatnya sendiri, yang nantinya akan menjadi fondasi yang baik dalam bersinergi bersama pemerintah dalam membangun Raja Ampat. Ia berterima kasih atas kegigihan dan semangat Tim Pansel untuk menyiapkan kesempatan ini kepada masyarakat adat Maya Raja Ampat.

“Sosialisasi ini sangat penting bagi masa depan masyarakat adat suku Maya Raja Ampat. Karena sudah saatnya suku Maya bangkit untuk menata wilayah hukum adatnya sendiri melalui MRP-PBD,” jelas Yohanis Arampele.

Baca Juga:  Korban Longsor Kampung Wawiyai Raja Ampat Dievakuasi

Perjalanan selanjutnya akan dilanjutkan setelah libur Paskah, yaitu sesi kedua dalam tahapan pertama rangkaian Sosialisasi Penjaringan Calon Anggota MRP-BD Kabupaten Raja Ampat Periode 2023-2028 dengan lokasi adalah kepulauan Waigeo dan daerah Teluk Mayalibit. (SM14)

Pos terkait