RAJA AMPAT, WAISAI – Dinas Pariwisata Kabupaten Raja Ampat, melalui Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata melaksanakan kegiatan Pelatihan Pemandu Wisata Buatan (Outbound) yang diikuti perwakilan multi pihak yang tergolong dalam aktivitas pariwisata di Raja Ampat. Kegiatan yang direncanakan selama empat hari ini, dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pariwisata, Yusdi N Lamatenggo, Selasa (14/9/2021) pagi
Sebelum membuka, dalam sambutannya mewakili Bupati Raja Ampat, Yusdi menekankan tentang 2 isu utama yang sangat mempengaruhi aktivitas pariwisata secara umum, yakni keamanan dan kesehatan. Ia mencontohkan pada peristiwa bom bali yang memporak-porandakan bukan hanya kehidupan masyarakat Bali, tapi juga pariwisata yang sebelumnya telah membuat Bali terkenal di mata dunia. Lalu kini isu kesehatan, dimana pandemi covid-19 mampu menjungkir-balikan bukan hanya ekonomi Indonesia, bahkan seluruh dunia yang secara khusus, dampaknya sangat dirasakan oleh masyarakat Raja Ampat dimana kehidupannya sebagian besar telah disandarkan kepada aktivitas pariwisata.
“Sehingga selama masa pandemi ini, Dinas pariwisata Raja Ampat telah secara intens memberikan pelatihan-pelatihan kepada pengelola objek wisata, operator wisata, hingga instansi-instansi yang mendukung aktivitas pariwisata Raja Ampat agar kita akan siap setelah masa pandemi ini berakhir, dan pariwisata Raja Ampat akan segera tumbuh kembali hingga lebih baik lagi,” papar Yusdi dalam sambutannya.
Yusdi pun secara khusus menyampaikan bahwa, sesuai tema pengembangan pariwisara Raja Ampar, yakni Ridge To Reef, sektor pariwisata darat atau terestrial akan turut dikembangkan selain pariwasata bahari yang telah umum menjadi favorit wisatawan yang berkunjung di Raja Ampat. Dimana kali ini, pelatihan yang nantinya berupa penyampaian teori dan praktek lapangan, yakni aktivitas outbound di spot wisata Camping Ground Kelompok Tani Hutan (KTH) Warkesi ini, agar pemandu-pemandu wisata Raja ampat nantinya setelah pariwisata Raja Ampat dibuka kembali, dapat menjelaskan pariwisata Raja Ampat secara utuh kepada wisatawan.
“Jadi rekan-rekan mengikuti pelatihan ini, agar nantinya dapat menjelaskan secara utuh tentang Raja Ampat, karena pariwisata Raja Ampat bukan hanya laut, karena darat atau terestrial Raja Ampat memiliki potensi luarbiasa untuk pariwisata Raja Ampat, contohnya Birdwatching, karena ada dua Cenderawasih endemik Raja Ampat, yaitu Cenderawasih Merah dan Cenderawasih Botak,” jelas Yusdi. (SM14)