WAISAI, RAJA AMPAT – Beredar kabar di media sosial masyarakat Raja Ampat perihal adanya aksi monopoli perusahaan pelayaran, PT. Belibis Putra Mandiri (Belibis PM) terkait tarif dan jadwal pelayaran kapal cepat Sorong – Waisai Pergi Pulang (PP) sehingga perusahaan pelayaran lainnya tidak dapat beroperasi. Hal ini ditepis langsung oleh Konsultan Hukum sekaligus Manajer Human Resources Departemen (HRD) Belibis Group, Elisa P. Simanjuntak dalam jumpa pers yang dilakukan di kantor cabang PT. Belibis PM di Waisai, Minggu (06/11/2022)
Dalam pembicaraan yang mengundang sejumlah pihak terkait untuk duduk bersama dan mengklarifikasi terkait kabar yang beredar, Elisa Simanjuntak menjelaskan beberapa fakta yang menurutnya menepis tudingan sepihak segilintir orang mengenai pihaknya memonopoli tarif dan jadwal pelayaran kapal cepat. Sebelumnya, ia menyampaikan bahwa mengenai tarif tiket dan jadwal serta rute kapal cepat yang beroperasi di Raja Ampat telah dibahas dalam banyak pertemuan dan pertimbangan bersama seluruh pihak, salah satunya adalah bersama Pemda Raja Ampat, melalui dinas perhubungan Raja Ampat yang diawasi Dinas Perhubungan Provinsi Papua Barat karena masuk dalam rute antar kabupaten. Dan dalam hal ini, jumlah penumpang harian pada rute Sorong – Waisai PP ini masih dibawah 50% total penumpang atau logvektor dalam standar pelayaran. Sehingga penambahan jumlah kapal yang beraktivitas akan dianggap tidak diperlukan.
“Dan kalau kami monopoli, artinya kan kami sendiri dalam rute pelayaran ini, padahal kan tidak, selama ini sudah ada PT. FIL, KM. Sunlia, KM. Perintis, KM. Getsemani, KM. Lema dan kapal-kapal cepat dan speedboat lainnya dari pelabuhan Marina Sorong,” jelas Elisa Simanjuntak.
Untuk tarif sendiri, menurutnya pihak Belibis hanya mengikuti kenaikan BBM pada bulan September lalu yang mencapai 32%, dan sebelumnya pun telah disepakati bersama Pemda Raja Ampat agar tarif ditetapkan untuk penumpang reguler adalah Rp.125.000 dan telah mulai diberlakukan sejak oktober lalu.
“Tarifnya pun kembali ke 125ribu, karena dulu saat kenaikan BBM juga pernah naik dan seluruh perusahaan pelayaran disini sepakat tarif penumpang reguler adalah 125ribu,” lanjut Elisa Simanjuntak. (SM14)