MANOKWARI – Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) hadir sebelum NKRI, dan masa itu organisasi perempuan Katolik ini turut serta ambil bagian dalam perjalanan sejarah kemerdekaan NKRI.
Sampai sekarang, WKRI turut membangun dan merawat keberagaman dengan karya pelayanan dibidang pendidikan, kesehatan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Hal ini disampaikan, Justina Rostiawati, Ketua Presidium Dewan Pengurus Pusat WKRI dalam sambutannya yang dibacakan Ketua Presidium I DPD WKRI Papua Barat, Hertina Kosamah dalam perayaan HUT WKRI ke-95, Rabu (26/6). Di HUT ke-95, WKRI tidak henti-hentinya bersyukur karena dalam 5 tahun akan genap berulang tahun yang ke-100.
“Ulang tahun kali ini menjadi istimewa karena genap lima tahun lagi organisasi kita akan merayakan HUT ke-100. Satu abad, usia yang patut menjadi pertanda dalam perjalanan sejarah panjang gerakan perempuan Katolik di Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Gubernur Papua Barat yang diwakili Asisten I Papua Barat, Niko Tike mengatakan sejak berdirinya WKRI, 26 Juni 1924, membuktikan bahwa dalam melaksanakan karya pelayanan, senantiasa berupaya menciptakan system dan iklim berorganisasi yang disesuaikan dengan perkembangan dan perubahan zaman.
Dirinya berpesan jika ada masalah didalam kepengurusan baiknya masalah itu dapat diselesaikan bersama-sama. Sesuai dengan tema HUT yaitu menegakkan kehidupan bermusyawarah yang bermartabat dalam rangka merawat NKRI dan Kebhinekaan.
Ketua panitia HUT WKRI ke-95, Virginia Matanubun melaporkan beberapa rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memeriahkan HUT WKRI antara lain jalan sehat dan peduli lingkungan, senam bersama serta ziarah ke TMP.
HUT WKRI ke-95 yang dilaksanakan dihadiri berbagai organisasi perempuan yang ada di Papua Barat serta tamu undangan.
Dalam kesempatan tersebut, diberikan kue ulang tahun kepada anggota yang paling termuda dimana bertujuan agar ada generasi yang akan terus melanjutkan karya pelayanan WKRI di Indonesia secara khusus Papua Barat.