MANOKWARI – Sejumlah pertanyaan dilontarkan kepada Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam) Republik Indonesia, Wiranto, dalam kunjungan kerjanya bersama Kapolri, Jenderal Tito Karnavian dan Pangilma TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kamis (22/8).
George Auparay sebagai salah satu tokoh masyarakat Papua, menyatakan rasisme yang dialami oleh seluruh masyarakat Papua saat ini bukanlah hal yang sepele, dan bukan baru pertama kali terjadi.
Hal ini bagaikan tamparan keras bagi masyarakat Papua, padahal perjuangan untuk mencapai kemerdekaan di atas tanah Papua, banyak memakan korban jiwa dan harta benda, sembari menawarkan segudang sumber daya alam, bagi kesejahteraan rakyat Indonesia secara umum.
“Ini penghinaan suatu bangsa, dan kami sakit, karena ini bukan pertama kali. Kami menyesal berada di negara seperti begini, dan soal minta maaf itu hal yang biasa. Kalau bisa, bikin satu Kepres atau Undang-undang, kalau ada yang hina orang Papua, kami keluar dari negara ini,” tegas George Auparay.
Sementara itu, Wempy Kambu, menawarkan adanya kongres istimewa terhadap rasisme dan intimidasi yang ditujukan kepada OAP.
Menurutnya, persoalan yang terjadi baru-baru ini, tidak harus diselesaikan dengan permintaan maaf, karena hal ini dinilai sebagai refleksi dari pernyataan beberapa tokoh nasional, saat tercetusnya kemerdekan bagi bangsa Indonesia.
“Mari kita melihat ini secara baik, karena bukan baru saja, Soekarno sudah pernah menyatakan, sedangkan Ali Murtopo dalam pernyataannya salah satu adalah Indonesia hanya butuh sumber daya alam papua, dan bukan manusianya,” beber Wempy.
Menanggapinya, Wiranto menjelaskan keinginan besar Presiden Republik Indonesia, untuk meningkatkan lajunya pembangunan di Papua dan Papua Barat agar adanya keseimbangan dengan daerah lain.
“Kalau soal penghormatan, pengakuan dan perhatian pemerintah pusat kepada provinsi Papua dan Papua Barat, itu sudah luar biasa. Maka itu, kita pisahkan sekarang oknum yang kurang ajar itu, dan tentu ada tindakan hukum,” jawab Wiranto. (SM3)